Kebaikan seseorang sering kali diacuhkan, bahkan seringkali kebaikkan seseorang disepelekan (dianggap remeh), bahkan sering kali dilupakan begitu saja. Memang benar, kebaikan yang telah diberikan seseorang tak perlu mengharapkan balasan yang setimpal.
Akan tetapi tidak sedikit juga orang yang sudah melakukan kebaikan sering kali mengharapkan kebaikannya itu merupakan hutang budi yang kelak harus dibayar. Kita memang tidak pernah bisa mengetahui ketelusan hati seseorang yang benar-benar tulus atau tidak.
Hanya diri pribadi seseorang dan Allah SWT lah yang sangat mengetahui hal itu, kita juga tidak boleh berprasangka yang buruk jika ada seseorang yang berniat menolong kita dikala kita butuh pertolongan.
Belajar tulus dan ikhlas untuk membantu sesama memang benar-benar sulit jika kita tidak membiasakan terus menerus. Sebagai hamba yang ingin selalu menjadi pribadi yang lebih baik, tidak salahnya kita terus berupaya dan berusaha untuk belajar menjadi pribadi yang baik.
Tantangan dan ujian menjadi orang yang lebih baik memang cukup besar, sering kali kebaikan yang kita lakukan dinilai buruk, nah… inilah tantangannya, apakah kita mampu bersabar? mampu mengendalikan emosi kita? Jujur saja secara pribadi saya sendiri masih belum bisa bersabar dan seringkali masih emosi pada saat itu.
Cara pandang setiap seseorang memang berbeda-beda, kita juga tidak bisa memaksakan orang lain harus sama dengan cara pandang kita, alangkan baiknya apapun tanggapan orang lain terhadap kebaikan yang sudah kita lakukan, biarkanlah orang lain yang menilainya. Toh apa yang kita lakukan niatkan saja untuk Lillahi Ta’ala.
Lillahi Ta’ala adalah kalimat yang di ambil dari bahasa arab yang berarti apapun yang kita lakukan itu karena Allah Ta’ala.
Semoga tulisan singkat ini bisa menjadikan pengingat dan motivasi pada diri saya pribadi khususnya maupun bagi orang lain yang telah membacanya. Belajar terus tanpa batasan untuk menjadi individu yang sabar dan ikhlas ya guys …