Kila gadis kecil yang baru saja menduduki bangku SD di kelas 1 berlari dengan kaki mungilnya menuju ruang kelas. Ia tampak ceria hal itu terpancar di wajah imutnya. memang benar hari ini adalah hari pertamanya sebagai siswi SD.
Meskipun hari masih sangat pagi sekali untuk berangkat sekolah tak membuat ia urung niat untuk datang lebih awal. Hal itu ia lakukan karena ingin mendapatkan tempat duduk paling depan pas di tengah sehingga ia bisa melihat apa yang ditulis oleh Ibu Guru di papan tulis.
Saat Ibu Guru meminta siswi untuk berkenalan kepada teman-teman dengan menyebutkan nama dan cita-cita. Kila langsung mengangkat tangan dan maju ke depan kelas.
“Selamat pagi teman-teman, nama saya Khaila Manggarin Dafa, cita-cita saya ingin menjadi arsitek,”katanya pelat.
Selama belajar di dalam kelas Kila terlihat sangat antusias, saat semua teman-temannya ditunggu oleh ibu mereka di luar kelas. Hal itu tidak terjadi pada Kila. Ia hanya diantar oleh Ibunya dipagi hari dan akan dijemput saat jam pulang tiba.
Tettt tettt tetttt tetttt
Bel pulang berbunyi seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas. Tak kecuali dengan kelas Kila seluruh siswa kelas 1 membawa kertas, berlari kegirangan sambil teriak-teriak.
“Asikkkk aku dapat telor besar, telor e bisa diceplok,”teriak mereka kegirangan.
Di depan gerbang seorang Ibu terlihat risau di bawah pohon mangga menunggu kehadiran puteri kecilnya yang tak kunjung keluar kelas.
Tak begitu lama menunggu dari kejauhan tampak seorang gadis kecil dengan memanggul tas berwarna pink menangis sambil mengusap-usap matanya dengan membawa kertas di tangan kananya.
Ibu yang tengah menunggu tadi pun menghampiri dan menanyai puteri kecilnya
“lhooo kenapa menangis anakku cantik,” tanya Ibu Kila sambil mengusap wajah puterinya yang basah akan air mata.
Dengan tersedu-sedu gadis kecil itu menjawab pertanyaan Ibunya
“Teman-teman lho Buk dapat telor besar bisa diceplok, punyaku enggak Buuuk,” ucap Kila sambil menangis.
“lha Kila dapat apa dari Bu Guru?,” tanya Ibunya.
“Aku dapat e telor kecil-kecil Buuuk, telorku dua tapi gak bisa diceplok kata teman-teman.”
“Coba Ibu lihat telornya,”sahut Ibu Kila penasaran.
Kila gadis kecil yang menangis itu memberikan kertas yang dari tadi dipegangnya dan membuatnya menangis tersedu.
“Lhoooo Kila dapat nilai seratus gini lhooo sayang…,” ucap Ibu Kila kaget.
“Tapi gak bisa diceplok Buuuk,” bantah Kila sambil terus menangis.
“Lhoh itu tandanya soal yang diberikan Bu Guru berhasil Kila jawab dengan benar semua, makanya diberi Bu Guru telor kecil-kecil dua dikasih tusuk,”jelas Ibu Kila.
“Gak mau Buuuuk telorku kecil-kecil gak bisa diceplok Buuuk,” bantah Kila terus menangis.
“Ualaaah, nanti Ibuk ceplokin telor di rumah yang besar, nanti masak sama Ibuk juga yaaa, pun jangan nangis lagi anak cantik, anak pinter tak boleh nangis…,” bujuk Ibu Kila.
Gadis kecil itu hanya mengangguk sambil mengusap-usap matanya.
hahahahahaa…. tawa para Ibu-ibu yang dari tadi melihat Kila menangis.