Tentunya dari kita yang pernah menempuh pendidikan di sekolah pernah pula merasakan yang namanya upacara bendera. Salah satu hal yang paling penting dari upacara adalah pengibaran bendera yang biasanya dilaksanakan oleh tim yang disebut PASKIBRAKA.
Beberapa bulan lagi Indonesia akan melaksanakan upacara kemerdekaan 17 Agustus, tentunya pengibaran bendera menjadi sorotan tersendiri dalam Upacara Kemerdekaan nantinya. Proses seleksinya pun sudah berlangsung sejak bulan april lalu.
Jika biasanya kalian tahu para pengibar bendera di sekolah berjumlah 3 orang, akan berbeda dengan upacara kemerdekaan yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota, Provinsi dan juga di Istana Negara (Nasional) yang terdiri dari pasukan 17 , pasukan 8, dan pasukan 45. Keseluruhnya tergabung dalam PASKIBRAKA yang berasal dari putera/puteri daerah dari seluruh Indonesia.
Bpk. Bambang Soefiyandono yang merupakan mantan PASKIBRAKA membagikan ceritanya kepada rajasanews mengenai pengalamannya menjadi seorang PASKIBRAKA (Kabupaten) dimana menjadi seorang PASKIBRAKA akan melewati beberapa proses seleksi yang lumayan ketat dan tentunya bukan hal yang tiba-tiba.
Mereka harus melewati beberapa tahap seleksi terutama bagi yang ingin menjadi PASKIBRAKA tingkat Nasional, dimana mereka akan melewati seleksi mulai dari tingkat rayon (kecamatan), berlanjut ke seleksi tingkat kabupaten, kemudian seleksi tingkat provinsi dan di provinsi itulah penentuan untuk bisa menjadi PASKIBRAKA Nasional. Dimana biasanya terdiri dari 2 perwakilan PASKIBRAKA dari setiap provinsi.
"Dalam tahapan seleksi mereka akan melewati seleksi tinggi badan, dimana untuk putera tinggi badan 170 cm -180 cm, sedangkan untuk puteri tinggi badan 165 cm – 175 cm, postur tubuh, PBB (Peraturan Baris Berbaris), tes kesehatan, tes psikologi dan tentunya ketahanan fisik," jelas Pak Fian panggilan akrabnya sebagai pembina PASKIBRA siswa/siswi SMA Negeri 1 Cerme Kabupaten Gresik.
"Kebanyakan dari anak-anak merasa takut ketika bergabung di PASKIBRAKA meskipun sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk bergabung, hal itu dikarenakan pola pemikiran yang menilai jika proses latihannya keras. Padahal dalam PASKIBRAKA bukanlah kekerasan yang ditanamkan melainkan sikap disiplin hal itu tentunya akan berbeda dengan kata keras. Lari atau push up memang menjadi bagian yang biasa dilakukan sebelum berlatih PBB, hal itu berguna untuk ketahanan fisik bukan untuk suatu hal yang bermakna keras," tambah Bapak yang ramah kepada siapapun ini.