Pada suatu ketika, ada seorang anak yang sangat di segani oleh teman temannya dikelas karena kepandaiannya dia bernama Reo. Dia hampir selalu di puji oleh bapak ibu guru saat berada di kelas. Dan di setiap ujian dia mendapatkan nilai tertinggi di kelas, dari isitulah muncul beberapa perkataan teman yang menyakitkan. “Wah, jangan-jangan si Reo main tutup mulut” Reo sebenarnya kesal, tetapi teman dekatnya (Edo) berkata “Sudhalah Reo mereka pasti iri dengan kepada kamu”
Saat pulang sekolah Edo bertanya kepada Reo “Memang apa sih rahasianya kamu kok selalu dapat nilai tertinggi di kelas ?” di dalam hati Reo berkata “Wah, si Edo penasaran nih… Aku kerjain ahhh…” lalu si Reo pun menjawab dengan memperlihatkan sesuatu “Itu semua berkat pensil ini” . “Yang bener ? masa kamu dapat nilai tertinggi berkat pensil ini ?” Ujar si Edo. “Iya, beneran” Sahut Reo dengan tertawa di dalam hati. Kemudian Edo menjawab “Ah, aku gak percaya” “HA HA HA , kamu itu Do. Ya nggaklah itu karena aku selalu belajar hingga larut malam” Sahut Reo dengan tertawa. “Ohhh jadi itu, yaudah deh kalau begitu aku juga ingin seperti dirimu Re, tapi aku nggak bisa belajar hingga larut malam seperti itu… entar malah jadi bangun kesiangan deh aku HE HE HE HE” Ujar Edo.
Keesokan harinya Doni (Teman sekelas yang iri kepada Reo) inggin mengetahui apa rahasia di balik keberhasilannya si Reo. Saat jam istirahat Doni diam diam mendekati Edo dan bertanya apa rahasianya Reo. “Heyyy, Edo kesini kamu. Kamu kan temen dekatnya Reo, pasti tau apa rahasia di balik keberhasilannya ???” awalnya Edo tidak mau menggatkannya namun karena dia di ancam akhirnya dia menjawab. “Oke baiklah, dia punya Pensil Keberuntungan dia selalu memakainya saat ujian. Kemarin dia menunjukkannya pada ku” “Yang bener ?” Tanya Doni dengan nada tinggi. Edo pun menjawab “Iya… beneran sungguh” meski apa yang dia katakana tidak benar, tetapi Edo merencanakan sesuatu. Setelah menggetahuinya Doni langsung berniat untuk mengambil Pensil terssebut dari dalam tas Reo. Edo pun memberitahukan apa yang di recenakan dia rencanakan. Reo pun menggikuti apa yang di sarankan oleh Edo untuk memberi pelajaran pada Doni.
Disisi lain si Doni sedang mengambil pensil Reo secara diam-diam, Reo dan Edo sedang asik berpura-pura makan di kantin. Tak lama kemudian jam istirahat telah selesai, semua siswa siswi kembali masuk ke dalam kelas. dan Ibu guru memulai pelajaran, pada akhir jam pelajaran Ibu guru mengumumkan bahwa besok ada Ulanga Harian. “Wah, tepat sekali bisa nyoba pensilnya. Lagian kan ada pensil keberuntungan, nggak perlu belajar deh…” ujar Doni dalam hati.
Keesokan harinya, Ulangan Harian dilaksanakan. Perasaan hati Doni sanggat senang, dia berharap dapat menggalahkan nilai Reo. Dia tetap percaya bahwa pensil itu lah yang akan memberikan keberuntungan baginya. Dua hari kemudian, saat yang di nanti-nati oleh Doni yaitu pembagian nilai Ulangan Harian. Pada saat lembaran Ulangan di bagikan… dia terkejut ternyata Doni hanya mendapatkan nilai “10”. Dia pun kesal & marah. Dia menghampiri Edo & Reo kemdian marah-marah kepada mereka berdua, dan hampir memukul si Edo. Namun Ibu guru melerainya dan bertanaya pada mereka bertiga, lalu Reo pun menjelaskan semuanya.
Setelah mengetahui apa yang terjadi Ibu guru menasehati semua muridnya. Yang namanya pensil keberuntunga itu tidak ada, apapun bendanya. Benda hanyalah benda. Keberuntungan tidak akan didapat dengan semudah itu. Yang terpenting adalah hasil dari diri kita sendiri. Lebih baik murni meski sedikit, dari pada banyak tetapi tidak murni.
Dari cerpen tersebut kita dapat dapat menyimpulkan bahwa, Kita harus percaya pada kemampuan kita sendiri meskipun hasilnya tidak memuaskan. Tetapi itu Luarrrr Biasaa.