April lalu ku lihat kaki kecil dan mungil itu seringkali meloncat
Tawa candanya meruntuhkan hening di savana
Lembut dan tegas tutur katanya mencengkeram setiap insan yang tengah bersorak
Bagaimana dengan lalu
Yang kini terganti dengan hari ini
Di kesepian ia terlihat merunduk
Menengadah meminta pelukan dari Yang Maha Agung
Setiap kata adalah doa padaNya
Setiap nafas adalah harapan terindah yang dinanti pada esok
Pagi..
Kenapa begitu cepat menyisihkan malam
Seolah tak suka akan pagelaran drama
Seorang aktris yang tengah lemah meminta
Ini hanyalah kata
Yang terukir disajak-sajak emosi
Tertuang diatas butiran buram yang kelam
Ini adalah ungkapan hati dari seorang kecil tersisih di kota tua yang ramai
Lupa akan asal dan tujuan
Begitu juga ia…
Yang kini telah lupa akan tangis tiap malamnya
Yang telah menemukan pijakan untuk kaki kecilnya
Karya indah apa yang Ia ciptakan hari ini
Selain tawa dan matanya yang berbinar akan datangnya pelukan halal yang lama dinanti
Ini bukan tentang Rangga dan Cinta
Ini tentang April dan Mei
Yang terlahir dari cara-cara berfikir Adam dan Hawa
Yang mereka pun sempat gelisah
Diantara keegoisan dan keras kepala
Harga diri yang tak bersimpati
Biarlah semua telah berlalu
Biarlah semua resah itu pergi
Tertepa angin entah kemana
Yang kini terganti akan kemantapan untuk saling memiliki sekali dan selamanya